Selasa, 18 Oktober 2016

Waspadai Ini Gejala Atau Ciri-Ciri Kanker Kelenjar Getah Bening

Waspadai Ini Gejala Atau Ciri-Ciri Kanker Kelenjar Getah Bening,- Tahukah anda ? Kanker Kelenjar Getah bening atau yang mempunyai nama lain Limfoma merupakan jenis kanker yang angka penderitanya terus meningkat.


Perlu anda ketahui juga kanker ini berkaitan dengan sistem limfatik yang merupakan bagian penting dalam sistem kekebalan tubuh manusia. Sistem limfatik sendiri bertugas untuk membentuk sebuah pertahanan dalam melawan infeksi maupun kanker. Limfoma menjadi sorotan publik akhir-akhir ini setelah presenter kondang yang membintangi sejumlah acara di Televisi, Olga Syahputra positif mengidap kanker ini. Olga yang beberapa bulan terakhir ini di rawat di rumah sakit ternama di Singapura dikabarkan menderita kanker kelenjar getah bening atau Limfoma Stadium 4.
Salah satu ciri Kanker Kelenjar Getah Bening ini adalah adanya benjolan pada tubuh yang tidak menimbulkan rasa nyeri dan gatal. Jika ada benjolan pada tubuh anda, segeralah datang ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan sebagai tindakan pencegahan. Meski tidak bisa dipastikan setiap ada benjolan mengidap kanker ini, namun ada kemungkinan itu adalah gejala limfoma. Limfoma merupakan satu dari 10 kanker yang paling ganas. Dalam setahun belakangan jumlah penderitanya semakin meningkat. Menurut data dari Konferensi Limfatk Internasional, pada setiap 9 menit ada kasus baru penyakit limfoma di seluruh dunia.
Pengobatan Kanker Kelenjar Getah Bening akan efektif jika diketahui dengan cepat gejala pada tubuh yang muncul. Dengan mendiagnosis dini terhadap limfoma maka akan memiliki peluang besar untuk mengobati limfoma tahap awal.
Untuk itu perhatikan beberapa gejala atau ciri-ciri penyakit kanker kelenjar getah bening berikut ini:

Gejala Kanker Kelenjar Getah Bening
  • Terjadi pembengkakan pada bagian leher, ketiak, atau pangkal paha
  • Berat badan menurun secara drastis
  • Rasa lelah yang terjadi secara terus menerus
  • sesak napas dan batuk-batuk
  • gatal-gatal
  • Mengalami demam tanpa sebab
  • Saat malam hari keluar keringat dingin 

Selain ciri-ciri atau gejala kanker kelenjar getah bening diatas, pada beberapa kasus seseorang yang mengalami penyakit ini timbul benjolan yang tidak terasa sakit namun akan terus membesar secara bertahap. Benjolan ini memiliki permukaan yang mulus dan ketika diraba kerasnya menyerupai bola pingpong. Benjolan yang paling sering terjadi pada bagian leher. Penderita limfoma biasanya di ikuti dengan perubahan pada kulit seperti erosi kulit, lepuh, eritoma dan lainya. Pada tahap lanjut, penderita kanker ini akan timbul infeksi bernanah pada kulit dan menurunya antibodi.

Ketika anda mengalami gejala atau ciri-ciri diatas, memang belum bisa dipastikan menderita kanker kelenjar getah bening. Akan tetapi segeralah untuk memeriksakan diri ke rumah sakit, jika positif  mengidap limfoma agar bisa dilakukan penanganan lebih cepat untuk meningkatkan hasil pengobatan. Sebenarnya sejak tahun 2004 untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap kanker ganas ini diperingati Hari Peduli Limfoma Sedunia. Namun di Indonesia peringatan ini pertama kali dilakukan pada tahun 2005.

Mendeteksi keberadaan kanker kelanjar getah bening sejak awal dapat meningkatkan kemungkinan pemulihan dan meningkatkan tingkat kelangsungan hidup . Jika anda merasa was-was saat mendapati benjolan kerasa atau ada pembengkakan di area kelenjar getah bening segeralah mengunjungi penyedia layanan kesehatan sebagai langkan pencegahan

Itulah penjelasan mengenai gejala atau ciri-ciri kanker kelenjar getah bening. Kita harus waspada terhadap apa yang terjadi pada tubuh kita, apalagi jika terjadi pembengkakan yang tidak semestinya timbul. Penanganan dan pengobatan kanker kelenjar getah bening yang tepat harus segera dilakukan agar tidak membuatnya semakin parah. Semoga bermanfaat :D

Waspadai Ini Gejala Atau Ciri-Ciri Kanker Kelenjar Getah Bening

Minggu, 25 September 2016

Bagaimana Cara Kemoterapi Melawan Kanker? Apa Efeknya?

Apa itu Kemoterapi ? 

 

Bagaimana Cara Kemoterapi Melawan Kanker? Apa Efeknya?,- Kemoterapi adalah salah satu metode pengobatan penyakit kanker. Fungsi utamanya adalah menghancurkan dan membunuh sel kanker. Kemoterapi dapat memperlambat pertumbuhan sel kanker atau menghentikan pertumbuhannya secara total. Pembelahan sel kanker terjadi sangat cepat, oleh karena itu target utama kemoterapi adalah fase-fase pembelahan tersebut.


Kemoterapi efektif, tapi juga akan berakibat pada sel-sel lain yang membelah dengan cepat, seperti sel-sel pada mulut, kulit kepala (folikel / akar rambut), dan usus. Efek tersebut menghasilkan gejala-gejala seperti sariawan, rambut rontok, dan muntah-muntah. Efek samping inilah yang biasanya membuat orang takut akan kemoterapi meski sebenarnya setelah kemoterapi selesai, kasus rambut rontok dan beberapa efek samping lainnya akan menghilang.

Mampukah Kemoterapi Menyembuhkan Kanker?

Sulit untuk menyebutkan pernyataan “Ya, bisa!” tanpa fakta-fakta langsung dari pasien yang menjalani terapi ini. Tapi, jelasnya, jika kanker telah mencapai stadium (tahap) 4, kesempatan sembuh sangat kecil.

Kemoterapi sebenarnya bukan hanya metode pengobatan kanker yang digunakan pada stadium-stadium akhir saja, tapi juga pada terapi stadium awal (terapi adjuvant), dan bahkan juga digunakan sebelum dokter bedah memotong tumor (terapi neoadjuvant).

Pada tahap awal kanker, kemoterapi dapat digunakan untuk membasmi sel kanker hingga pada titik dimana sel tersebut tidak dapat tumbuh kembali. Untuk memastikan, perkembangan pasien dipantau hingga 5 tahun. Jika tidak terjadi pertumbuhan lagi, maka kemoterapi bisa disebut menyembuhkan. Pada tahap awal dan akhir, kemoterapi bisa menghambat kanker, dan menghentikan pembesaran dan penyebarannya ke organ-organ lain.

Di tahap atau stadium paling akhir, kemoterapi (meskipun tidak bisa lagi mengendalikan penyebaran kanker) setidaknya bisa meringankan gejala-gejala yang muncul dan mengecilkan tumor yang menyebabkan pasien kesulitan bernapas dan rasa nyeri.

Dengan memahami efek kemoterapi di atas, anda setidaknya bisa mengetahui bahwa tingkat keberhasilan utamnaya ditentukan oleh tingkat atau stadium perkembangan kanker. Namun demikian, ini bukan faktor mutlak. Sudah banyak bukti bahwa kondisi mental penderita (kemauan untuk sembuh, berjuang melawan kanker) juga menjadi salah satu faktor kesembuhan.

Apa saja Efek Samping Kemoterapi?


Banyak pasien kanker yang hendak menjalani kemoterapi memiliki ketakutan-ketakutan dan merasa ragu untuk menjalaninya; hal ini disebabkan oleh berbagai efek samping kemoterapi. Ini wajar.
Sebagaimana yang telah disebutkan, karena kemoterapi mentarget fase pembelahan sel yang terjadi secara cepat, maka efeknya juga terasa pada sel selain kanker. Hasil yang terlihat adalah kerontokan rambut, bibir kering, sariawan, hingga mual dan muntah. Tapi sebenarnya efek samping tersebut bisa ditanggulangi dengan metode-metode pengobatan tertentu.
Kemoterapi vs Metode Lain?

Banyak pasien, yang merasa kemoterapi sangat memberatkan, memilih cara-cara pengobatan alternatif, yang terkadang menghabiskan uang jauh lebih banyak dari biaya kemoterapi. Kebanyakan mendapatkan kembali kankernya setelah beberapa tahun. Bahkan ada pula yang akhirnya sampai pada stadium akhir tanpa hasil.

Bukan berarti cara-cara pengobatan kanker alternatif tidak efektif. Hanya saja, kesuksesan pengobatan tersebut sekedar didasarkan pada satu atau dua kasus saja, yang seringkali ditonjolkan pada brosur-brosur atau media promosi lainnya. Dari setiap kasus yang berhasil, ada pula kasus yang gagal diobati. Pasien-pasien yang gagal tersebut kemudian kembali pada cara pengobatan medis, dan sayangnya sebagian dari mereka datang setelah masuk pada stadium kritis.

Sama juga dengan pengobatan modern atau pengobatan Barat (kemoterapi dan terapi-terapi sejenis), metode pengobatan alternatif bisa saja akan berefek baik bagi penyembuhan kanker seorang pasien, namun gagal untuk menyembuhkan pasien lainnya. Bedanya, praktek pengobatan kemoterapi biasanya disertai dengan data analisis perkembangan yang lengkap dan dilakukan bertahap, sehingga persentase keberhasilannya bisa disampaikan dengan jelas kepada pasien atau pihak dari pasien. Misalnya: tingkat respon: 70%, kelangsungan hidup total: 3 tahun.

Banyak orang yang menggunakan metode medis seperti kemoterapi bisa disembuhkan. Beberapa lainnya bisa bertahan hingga 7 tahun atau 3 tahun, atau hanya 6 bulan.
Hmm, Tampaknya Kemoterapi dan Kanker Cukup Rumit ya…

Ya, apa yang biasanya para pasien kanker dengar dari ahli atau dokter onkologi (onkolog) mereka mengenai persentase, rasio, analisa, dan perhitungan lainnya memang tampak rumit. Namun demikian, itulah kebenaran yang harus disampaikan.

Pengobatan alternatif jauh lebih menggiurkan dan mudah dicerna dalam hal menyampaikan perkiraan. Promo yang didengar biasanya seputar “Pasien A yang menggunakan pengobatan alternatif Z tampak segar bugar dan bisa menjalani kehidupannya seperti biasa”. Tapi mereka tidak pernah menceritakan tentang pasien B, C, D dan seterusnya yang tidak dapat bertahan. 

Pada pengobatan medis, banyak juga yang bisa sembuh atau bisa bertahan hidup dalam jangka waktu lama. Hanya saja, ahli atau dokter onkologi biasanya akan menyampaikan kriteria dan statistik pasien yang bisa sembuh, bertahan lama, dan yang tidak. Inilah yang biasanya dihindari dan ditakuti oleh pasien. Orang-orang cenderung menyukai cerita-cerita yang penuh harapan dibanding statistik. Tapi bagaimanapun juga, jika seorang pasien memutuskan menggunakan pengobatan alternatif, dia wajib untuk mengetahui statistik tersebut dari ahli terapi pilihannya.

Buka hati Anda, sekarang sudah saatnya anda atasi masalah kanker kelenjar getah bening yang Anda derita selama ini, caranya dengan mengkonsumsi Ace Max's sebagai Cara Mengobati Kanker Kelenjar Getah Bening - Obat Tradisional Kanker Kelenjar Getah Bening - Obat kanker kelenjar getah bening alami - Obat Herbal Kanker Kelenjar Getah Bening - Obat Kanker Kelenjar Getah Bening - Obat Kanker Kelenjar Getah Bening Pada Anak - Obat Herbal Kanker Kelenjar Getah Bening Terbaru - Obat tradisional kanker kelenjar getah bening termanjurObat Herbal Kanker Kelenjar Getah Bening Tanpa Operasi - Obat Tradisional Kanker Kelenjar Getah Bening 2016 - Obat Kanker Kelenjar Getah Bening Terampuh - Obat Kanker kelenjar Getah Bening Tradisional Stadium 1 - Obat Tradisional Kanker Kelenjar Getah Bening Stadium 4 - Obat Kanker Kelenjar Getah Bening Stadium 3 - Obat Herbal Kanker Kelenjar Getah Bening Teruji - Pengobatan Kanker Kelenjar Getah Bening Stadium Awal - Cara Mengobati Kanker Kelenjar Getah Bening Tanpa Operasi - Obat Kanker Kelenjar Getah Bening Alami Stadium 1 – 4 Tanpa Operasi yang paling di cari di dunia internet seperti google dll .

Itulah informasi penting yang dapat kami sampaikan untuk anda, semoga bermanfaat :D

Bagaimana Cara Kemoterapi Melawan Kanker? Apa Efeknya?

Apa itu Kemoterapi ? 

 

Bagaimana Cara Kemoterapi Melawan Kanker? Apa Efeknya?,- Kemoterapi adalah salah satu metode pengobatan penyakit kanker. Fungsi utamanya adalah menghancurkan dan membunuh sel kanker. Kemoterapi dapat memperlambat pertumbuhan sel kanker atau menghentikan pertumbuhannya secara total. Pembelahan sel kanker terjadi sangat cepat, oleh karena itu target utama kemoterapi adalah fase-fase pembelahan tersebut.


Kemoterapi efektif, tapi juga akan berakibat pada sel-sel lain yang membelah dengan cepat, seperti sel-sel pada mulut, kulit kepala (folikel / akar rambut), dan usus. Efek tersebut menghasilkan gejala-gejala seperti sariawan, rambut rontok, dan muntah-muntah. Efek samping inilah yang biasanya membuat orang takut akan kemoterapi meski sebenarnya setelah kemoterapi selesai, kasus rambut rontok dan beberapa efek samping lainnya akan menghilang.

Mampukah Kemoterapi Menyembuhkan Kanker?

Sulit untuk menyebutkan pernyataan “Ya, bisa!” tanpa fakta-fakta langsung dari pasien yang menjalani terapi ini. Tapi, jelasnya, jika kanker telah mencapai stadium (tahap) 4, kesempatan sembuh sangat kecil.

Kemoterapi sebenarnya bukan hanya metode pengobatan kanker yang digunakan pada stadium-stadium akhir saja, tapi juga pada terapi stadium awal (terapi adjuvant), dan bahkan juga digunakan sebelum dokter bedah memotong tumor (terapi neoadjuvant).

Pada tahap awal kanker, kemoterapi dapat digunakan untuk membasmi sel kanker hingga pada titik dimana sel tersebut tidak dapat tumbuh kembali. Untuk memastikan, perkembangan pasien dipantau hingga 5 tahun. Jika tidak terjadi pertumbuhan lagi, maka kemoterapi bisa disebut menyembuhkan. Pada tahap awal dan akhir, kemoterapi bisa menghambat kanker, dan menghentikan pembesaran dan penyebarannya ke organ-organ lain.

Di tahap atau stadium paling akhir, kemoterapi (meskipun tidak bisa lagi mengendalikan penyebaran kanker) setidaknya bisa meringankan gejala-gejala yang muncul dan mengecilkan tumor yang menyebabkan pasien kesulitan bernapas dan rasa nyeri.

Dengan memahami efek kemoterapi di atas, anda setidaknya bisa mengetahui bahwa tingkat keberhasilan utamnaya ditentukan oleh tingkat atau stadium perkembangan kanker. Namun demikian, ini bukan faktor mutlak. Sudah banyak bukti bahwa kondisi mental penderita (kemauan untuk sembuh, berjuang melawan kanker) juga menjadi salah satu faktor kesembuhan.

Apa saja Efek Samping Kemoterapi?


Banyak pasien kanker yang hendak menjalani kemoterapi memiliki ketakutan-ketakutan dan merasa ragu untuk menjalaninya; hal ini disebabkan oleh berbagai efek samping kemoterapi. Ini wajar.
Sebagaimana yang telah disebutkan, karena kemoterapi mentarget fase pembelahan sel yang terjadi secara cepat, maka efeknya juga terasa pada sel selain kanker. Hasil yang terlihat adalah kerontokan rambut, bibir kering, sariawan, hingga mual dan muntah. Tapi sebenarnya efek samping tersebut bisa ditanggulangi dengan metode-metode pengobatan tertentu.
Kemoterapi vs Metode Lain?

Banyak pasien, yang merasa kemoterapi sangat memberatkan, memilih cara-cara pengobatan alternatif, yang terkadang menghabiskan uang jauh lebih banyak dari biaya kemoterapi. Kebanyakan mendapatkan kembali kankernya setelah beberapa tahun. Bahkan ada pula yang akhirnya sampai pada stadium akhir tanpa hasil.

Bukan berarti cara-cara pengobatan kanker alternatif tidak efektif. Hanya saja, kesuksesan pengobatan tersebut sekedar didasarkan pada satu atau dua kasus saja, yang seringkali ditonjolkan pada brosur-brosur atau media promosi lainnya. Dari setiap kasus yang berhasil, ada pula kasus yang gagal diobati. Pasien-pasien yang gagal tersebut kemudian kembali pada cara pengobatan medis, dan sayangnya sebagian dari mereka datang setelah masuk pada stadium kritis.

Sama juga dengan pengobatan modern atau pengobatan Barat (kemoterapi dan terapi-terapi sejenis), metode pengobatan alternatif bisa saja akan berefek baik bagi penyembuhan kanker seorang pasien, namun gagal untuk menyembuhkan pasien lainnya. Bedanya, praktek pengobatan kemoterapi biasanya disertai dengan data analisis perkembangan yang lengkap dan dilakukan bertahap, sehingga persentase keberhasilannya bisa disampaikan dengan jelas kepada pasien atau pihak dari pasien. Misalnya: tingkat respon: 70%, kelangsungan hidup total: 3 tahun.

Banyak orang yang menggunakan metode medis seperti kemoterapi bisa disembuhkan. Beberapa lainnya bisa bertahan hingga 7 tahun atau 3 tahun, atau hanya 6 bulan.
Hmm, Tampaknya Kemoterapi dan Kanker Cukup Rumit ya…

Ya, apa yang biasanya para pasien kanker dengar dari ahli atau dokter onkologi (onkolog) mereka mengenai persentase, rasio, analisa, dan perhitungan lainnya memang tampak rumit. Namun demikian, itulah kebenaran yang harus disampaikan.

Pengobatan alternatif jauh lebih menggiurkan dan mudah dicerna dalam hal menyampaikan perkiraan. Promo yang didengar biasanya seputar “Pasien A yang menggunakan pengobatan alternatif Z tampak segar bugar dan bisa menjalani kehidupannya seperti biasa”. Tapi mereka tidak pernah menceritakan tentang pasien B, C, D dan seterusnya yang tidak dapat bertahan. 

Pada pengobatan medis, banyak juga yang bisa sembuh atau bisa bertahan hidup dalam jangka waktu lama. Hanya saja, ahli atau dokter onkologi biasanya akan menyampaikan kriteria dan statistik pasien yang bisa sembuh, bertahan lama, dan yang tidak. Inilah yang biasanya dihindari dan ditakuti oleh pasien. Orang-orang cenderung menyukai cerita-cerita yang penuh harapan dibanding statistik. Tapi bagaimanapun juga, jika seorang pasien memutuskan menggunakan pengobatan alternatif, dia wajib untuk mengetahui statistik tersebut dari ahli terapi pilihannya.

Itulah informasi penting yang dapat kami sampaikan untuk anda, semoga bermanfaat :D